CARA MENGETIK DENGAN 10 JARI
Sebuah studi menemukan bahwa seseorang yang mengukur dalam latihan mengetik dan mampu mengetik 10 jari, punya mengetik yang sama dengan mereka yang otodidak dan hanya memakai 6 jari.
Ternyata, the number of the best seller's keys, namun yang berarti yang dapat membuat Anda jadi lebih menekan tombol dalam suatu waktu.
Studi tersebut juga menjelaskan bahwa pengetik tidak otodidak atau peserta kursus, mampu mengetik dengan kecepatan 75 kata per menit.
Data ini juga menunjukkan bahwa faktor lain sangat berpengaruh pada kecepatan, seperti posisi tangan atau jumlah huruf yang digunakan di jari yang sama.
Namun, Bagi kamu Yang Masih Ingin mengetahui Cara mengetik 10 DENGAN cep at Dan Akurat. Berikut liputan6.com rangkum cara mengetik 10 jari dengan cepat dan akurat yang bisa kamu praktikkan dalam kehidupan sehari-hari, Jumat (1/3/2019).
Perhatikan letak jari tangan kanan pada keyboard
Fakor jari dalam cara mengetik 10 jari punya peran penting. Letak tiap jari yang kita miliki sudah dipetakan dengan baik pada keyboar agar kamu dengan mudah mengetik dengan 10 jari.
Namun, hal inilah yang menjadi terlalu banyak orang dalam mengetik. Jadi, yang harus kamu tanggapi jari-jari memiliki tugas dan fungsi masing-masing.
Jari tangan kanan
1. Telunjuk: Jari telunjuk harus di letakkan pada tombol huruf J, H, U, Y, M, N, 7 dan 6
2. Jari Tengah: Jari tengah Bertugas menekan huruf K, I, koma (,) / tanda lebih kecil (<) dan 8 atau tanda bintang (*)
3. Jari Manis: jari manis ditempatkan pada huruf L, O, 9 / tanda kurung kiri (), dan titik (.) / Tanda lebih besar (>) serta Alt
4. Kelingking: Jari kelingking ditempatkan pada tombol keyboard yang ada di sebelah kanan, selain dari yang telah datang di atas, yaitu mulai dari tanda titik dua (;), tanda petik ('), Enter, huruf P, tanda kurung siku {} / [}, garis miring ke kiri (\), tanda Tanya (?) / tanda miring (/), klik kanan (tanda seperti dokumen), serta Shift dan Ctrl kanan.
5. Jempol: Jari jempol fokus pada spasi. Khusus yang ini baru digunakan kalau salah satu dari jari kiri yang terakhir kali menekan tombol. Jadi prinsip kerjanya dibuat bersilang dengan jempol kiri.
Letak Jari Tangan Kiri pada Keyboard
1. Telunjuk: Jari telunjuk sebelah kiri berfungsi untuk mengetik huruf F, R, V, G, T, B, angka 4 dan 5,
2. Jari Tengah: Jari tengah sebelah kiri digunakan untuk huruf D, E, C, dan angka 3.
3. Jari Manis: Jarri manis digunakan untuk huruf S, W, X, dan 2.
4. Kelingking: Sedangkan kelingking sebelah kiri berada pada hurud A, Q, Z, 1, Alt dan selain yang disebut, yaitu tanda ~, Tab, Caps Lock, Shift, Ctrl, dan tombol jendela / Windows.
5. Jempol: Adapun jempok diletakan pada Menekan pada spasi.
Rumusnya, bila jari di tangan kanan yang terakhir menekan tombol maka baru menggunakan Jempol kiri ini dan demikian Agak.
Perhatikan posisi duduk dan badan saat mengetik
Tidak hanya letak jadi, posisi badan dan duduk juga berperan penting dalam cara mengetik 10 jari. Selain baik untuk kesehatan, peran duduk dan badan juga sangat penting dalam mengetik.
Beberapa hal yang harus diperhatikan punggungnya yaitu santai tapi tidak. Posisi kepala jangan atau terlalu condong ke depan.
Posisi paha juga harus memperhatikan yang baik adalah horizontal, sejajar dengan lantai. Telapak kaki menapak ke tanah, jangan sampai kaki menggantung entah karena disengaja atau lantaran bangku yang terlalu tinggi.
Serta ubahlah posisi secara berkala selama bekerja, karena duduk dalam posisi yang tetap dalam jangka waktu lama yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan, sesekali bangun mencari udara segar kemudian duduk kembali. Jangan lupa sediakan air mineral yang cukup didekat anda agar kita tidak melupakan kegiatan yang namanya minum.
Praktikan setiap hari dan hilangkan kebiasaan buruk
Salah satu yang paling penting yaitu mempraktekan atau berlatih setiap hari. Dengan berlatih kamu untuk latihan dan mengulang-ulang semua fungsi tombol agar bisa menguasai tanpa harus melihat lagi.
Bagi kamu yang ingin belajar onlinepun saat ini sudah banyak aplikasi atau situs web yang menyediakan cara mengetik 10 jari.
Di antaranya mengetik.com, typeonline.co.uk, typtutor-online.com, dan masih banyak lainnya.
Selain praktek setiap hari kamu juga harus mencoba menghilangkan kebiasaan buruk mengetik dengan dua jari saja. Hal tersebut sangat tidak efektif karena mata kita biasanya harus terus melihat keyboard agar kita tidak salah menekan tombol.
Meskipun kamu bisa mengetik dengan cepat menggunakan 2 jari karena sudah terbiasa, kamu tetap harus kebiasaan tersebut dan mulailah beralih ke cara yang benar.
Latihan 3
Nama : Meindita Andriano Nandai Nim 201240001015
Sejarah Ir. Soekarno
Masa Kecil dan Remaja
Ketika dilahirkan, Soekarno
diberikan namaKoesno Sosrodihardjo oleh orangtuanya. Namun karena ia sering
sakit maka ketika berumur lima tahun namanya diubah menjadi Soekarno oleh
ayahnya.Nama tersebut diambil dari seorang panglima perang dalam kisah Bharata
Yudha yaitu Karna. Nama “Karna” menjadi “Karno” karena dalam bahasa Jawa huruf
“a” berubah menjadi “o” sedangkan awalan “su” memiliki arti “baik”.Di kemudian
hari ketika menjadi presiden, ejaan nama Soekarno diganti olehnya sendiri
menjadi Sukarno karena menurutnya nama tersebut menggunakan ejaan penjajah
(Belanda). Ia tetap menggunakan nama Soekarno dalam tanda tangannya karena
tanda tangan tersebut adalah tanda tangan yang tercantum dalam Teks
ProklamasiKemerdekaan Indonesia yang tidak boleh diubah, selain itu tidak mudah
untuk mengubah tanda tangan setelah berumur 50 tahun. Sebutan akrab untuk
Soekarno adalah Bung Karno.
Di beberapa negara Barat, nama
Soekarno kadang-kadang ditulis Achmed Soekarno. Hal ini terjadi karena ketika
Soekarno pertama kali berkunjung ke Amerika Serikat, sejumlah wartawan
bertanya-tanya, “Siapa nama kecil Soekarno?” karena mereka tidak mengerti
kebiasaan sebagian masyarakat di Indonesia yang hanya menggunakan satu nama
saja atau tidak memiliki nama keluarga.Sukarno menyebutkan bahwa nama Achmed
didapatnya ketika menunaikan badah haji. Dalam beberapa versi lain, disebutkan
pemberian nama Achmed di depan nama Sukarno, dilakukan oleh para diplomat
muslim asal Indonesia yang sedang melakukan misi luar negeri dalam upaya untuk
mendapatkan pengakuan kedaulatan negara Indonesia oleh negara-negara Arab.
Dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (terjemahan Syamsu
Hadi.Ed. Rev. 2011. Yogyakarta: Media Pressindo, dan Yayasan Bung Karno, ISBN
979-911-032-7-9) halaman 32 dijelaskan bahwa namanya hanya “Sukarno” saja,
karena dalam masyarakat Indonesia bukan hal yang tidak biasa memiliki nama yang
terdiri satu kata.
Soekarno dilahirkan dengan
seorang ayah yang bernama RadenSoekemi Sosrodihardjo dan ibunya yaitu Ida Ayu
Nyoman Rai.Keduanya bertemu ketika Raden Soekemi yang merupakan seorang guru
ditempatkan di Sekolah Dasar Pribumi di Singaraja, Bali.Nyoman Rai merupakan
keturunan bangsawan dari Bali dan beragama Hindu, sedangkan Raden Soekemi
sendiri beragama Islam.Mereka telah memiliki seorang putri yang bernama
Sukarmini sebelum Soekarno lahir.Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya,
RadenHardjokromo di Tulung
Agung, Jawa Timur. Ia bersekolah pertama kali di Tulung
Agung hingga akhirnya ia pindah ke Mojokerto, mengikuti orangtuanya yang
ditugaskan di kota tersebut.[6] Di Mojokerto, ayahnya memasukan Soekarno ke
Eerste Inlandse School, sekolah tempat ia bekerja. Kemudian pada Juni1911
Soekarno dipindahkan ke Europeesche Lagere School (ELS) untuk memudahkannya
diterima di Hoogere Burger School (HBS).
Pada tahun 1915, Soekarno
telah menyelesaikan pendidikannya di ELS dan berhasil melanjutkan ke HBS di
Surabaya, Jawa Timur.Ia dapat diterima di HBS atas bantuan seorang kawan
bapaknya yang bernama H.O.S. Tjokroaminoto. Tjokroaminoto bahkan memberi tempat
tinggal bagi Soekarno di pondokan kediamannya. Di Surabaya, Soekarno banyak
bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin
Tjokroaminoto saat itu, seperti Alimin, Musso, Dharsono, Haji Agus Salim, dan
Abdul Muis. Soekarno kemudian aktif dalam kegiatan organisasi pemuda Tri Koro
Dharmo yang dibentuk sebagai organisasi dari Budi Utomo. Nama organisasi
tersebut kemudian ia ganti menjadi Jong Java (Pemuda Jawa) pada 1918. Selain
itu, Soekarno juga aktif menulis di harian “Oetoesan Hindia” yang dipimpin oleh
Tjokroaminoto.
Tamat HBS Soerabaja bulan
Juli1921,bersama Djoko Asmo rekan satu angkatan di HBS, Soekarno melanjutkan ke
Technische Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB) di Bandung dengan mengambil
jurusan teknik sipil pada tahun 1921,setelah dua bulan dia meninggalkan kuliah,
tetapi pada tahun 1922 mendaftar kembali dan tamat pada tahun 1926. Soekarno
dinyatakan lulus ujian insinyur pada tanggal 25 Mei1926 dan pada Dies Natalis
ke-6 TH Bandung tanggal 3 Juli1926 dia diwisuda bersama delapan belas insinyur
lainnya. Prof. Jacob Clay selaku ketua fakultas pada saat itu menyatakan
“Terutama penting peristiwa itu bagi kita karena ada di antaranya
3 orang insinyur
orang Jawa”. Mereka adalah
Soekarno, Anwari, dan Soetedjo, selain itu ada seorang lagi dari Minahasa yaitu
Johannes Alexander Henricus Ondang.
Bung Karno adalah presiden
pertama Indonesia yang juga dikenal sebagai arsitek alumni dari Technische
Hoogeschool te Bandoeng (sekarang ITB) di Bandung dengan mengambil jurusan teknik
sipil dan tamat pada tahun 1926.
Pekerjaan dan Karya di
Bidang Arsitektur
·
Ir.
Soekarno pada tahun 1926 mendirikan biro insinyur bersama Ir. Anwari, banyak
mengerjakan rancang bangun bangunan. Selanjutnya bersama Ir. Rooseno juga
merancang dan membangun rumah-rumah dan jenis bangunan lainnya.
·
Ketika
dibuang di Bengkulu menyempatkan merancang beberapa rumah dan merenovasi total
masjid Jami‟ di tengah kota.
·
Masa Pergerakan Nasional
Soekarno untuk pertama kalinya
menjadi terkenal ketika dia menjadi anggota Jong Java cabang Surabaya pada
tahun 1915.Bagi Soekarno sifat organisasi tersebut yang Jawa- sentris dan hanya
memikirkan kebudayaan saja merupakan tantangan tersendiri.Dalam rapat pleno
tahunan yang diadakan Jong Java cabang Surabaya Soekarno menggemparkan sidang
dengan berpidato menggunakan bahasa Jawangoko (kasar). Sebulan kemudian dia
mencetuskan perdebatan sengit dengan menganjurkan agar surat kabar Jong Java
diterbitkan dalam bahasa Melayu saja, dan bukan dalam bahasa Belanda.
Pada tahun 1926, Soekarno
mendirikan Algemene Studie Club di Bandung yang merupakan hasil inspirasi dari
Indonesische Studie Club oleh Dr. Soetomo.Organisasi ini menjadi cikal bakal
Partai Nasional Indonesia yang didirikan pada tahun 1927. Aktivitas Soekarno di
PNI menyebabkannya ditangkap Belanda pada tanggal 29 Desember 1929 di
Yogyakarta dan esoknya dipindahkan ke Bandung, untuk dijebloskan ke Penjara
Banceuy. Pada tahun 1930 ia dipindahkan ke Sukamiskin dan pada tahun itu ia
memunculkan pledoinya yang fenomenal Indonesia Menggugat (pledoi), hingga
dibebaskan kembali pada tanggal 31 Desember1931.
Pada
bulan Juli 1932, Soekarno bergabung dengan Partai Indonesia (Partindo), yang merupakan pecahan dari PNI.Soekarno kembali
ditangkap pada bulan Agustus 1933, dan diasingkan ke Flores.Di sini, Soekarno hampir dilupakan
oleh tokoh-tokoh nasional. Namun
semangatnya tetap membara seperti tersirat dalam setiap suratnya kepada seorang Guru Persatuan Islam bernama Ahmad
Hasan.Pada tahun 1938 hingga tahun 1942 Soekarno diasingkan ke Provinsi Bengkulu.Soekarno baru
kembali bebas pada masa penjajahan
Jepang pada tahun
1942.
·
Masa Penjajahan Jepang
Pada awal masa penjajahan Jepang (1942-1945), pemerintah
Jepang sempat tidak memerhatikan
tokoh-tokoh pergerakan Indonesia terutama untuk “mengamankan” keberadaannya di Indonesia.Ini terlihat pada Gerakan
3A dengan tokohnya Shimizu dan Mr. Syamsuddin yang kurang begitu populer.
Namun akhirnya, pemerintahan pendudukan Jepang memerhatikan
dan sekaligus memanfaatkan
tokoh-tokoh Indonesia seperti Soekarno, Mohammad Hatta, dan lain-lain dalam setiap organisasi-organisasi dan lembaga
lembaga untuk menarik hati penduduk Indonesia. Disebutkan dalam berbagai organisasi seperti Jawa
Hokokai, Pusat Tenaga Rakyat
(Putera), BPUPKI dan PPKI, tokoh tokoh seperti Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara, K.H. Mas Mansyur, dan lain-lainnya
disebut-sebut dan terlihat begitu aktif. Dan akhirnya tokoh-tokoh nasional bekerja sama dengan
pemerintah pendudukan Jepang untuk
mencapai kemerdekaan Indonesia, meski ada pula yang melakukan gerakan bawah tanah seperti Sutan Syahrir dan Amir
Sjarifuddin karena menganggap Jepang
adalah fasis yang berbahaya.
Presiden Soekarno sendiri, saat pidato pembukaan menjelang
pembacaan teks proklamasi
kemerdekaan, mengatakan bahwa meski sebenarnya kita bekerja sama dengan Jepang sebenarnya kita percaya dan yakin
serta mengandalkan kekuatan sendiri.Ia
aktif dalam usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, di antaranya adalah merumuskan Pancasila, UUD 1945, dan dasar dasar
pemerintahan Indonesia termasuk merumuskan naskah proklamasi Kemerdekaan. Ia sempat dibujuk
untuk menyingkir ke Rengasdengklok.
Pada tahun 1943, Perdana Menteri Jepang Hideki Tojo
mengundang tokoh Indonesia yakni
Soekarno, Mohammad Hatta, dan Ki Bagoes Hadikoesoemo ke Jepang dan diterima langsung oleh Kaisar Hirohito. Bahkan
kaisar memberikan Bintang kekaisaran (Ratna Suci) kepada tiga tokoh Indonesia
tersebut.Penganugerahan Bintang itu membuat pemerintahan pendudukan Jepang terkejut, karena hal
itu berarti bahwa ketiga tokoh
Indonesia itu dianggap keluarga Kaisar Jepang sendiri. Pada bulan Agustus 1945, ia diundang oleh Marsekal Terauchi, pimpinan
Angkatan Darat wilayah Asia Tenggara di Dalat Vietnam yang kemudian menyatakan bahwa proklamasi
kemerdekaan Indonesia adalah
urusan rakyat Indonesia sendiri.
Namun keterlibatannya dalam badan-badan organisasi bentukan
Jepang membuat Soekarno dituduh
oleh Belanda bekerja sama dengan Jepang, antara lain dalam kasus romusha.
·
Masa Perang Revolusi
Soekarno bersama tokoh-tokoh nasional mulai mempersiapkan
diri menjelang Proklamasi
kemerdekaan Republik Indonesia. Setelah sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia BPUPKI, Panitia
Kecil yang terdiri dari delapan orang (resmi), Panitia Kecil yang terdiri dari sembilan
orang/Panitia Sembilan (yang
menghasilkan
Piagam Jakarta) dan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia PPKI, Soekarno-Hatta mendirikan Negara Indonesia
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Setelah menemui Marsekal Terauchi di Dalat, Vietnam,
terjadilah Peristiwa Rengasdengklok
pada tanggal 16 Agustus1945; Soekarno dan Mohammad Hatta dibujuk oleh para pemuda untuk menyingkir ke asrama
pasukan Pembela Tanah Air Peta
Rengasdengklok. Tokoh pemuda yang membujuk antara lainSoekarni, Wikana, Singgih serta Chairul Saleh. Para pemuda menuntut
agar Soekarno dan Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia, karena di
Indonesia terjadi kevakuman
kekuasaan.Ini disebabkan karena Jepang sudah menyerah dan pasukan Sekutu belum tiba. Namun Soekarno, Hatta dan para
tokoh menolak dengan alasan menunggu
kejelasan mengenai penyerahan Jepang. Alasan lain yang berkembang adalah Soekarno menetapkan momen tepat untuk
kemerdekaan Republik Indonesia yakni dipilihnya tanggal 17 Agustus 1945 saat itu bertepatan
dengan bulan Ramadhan, bulan suci
kaum muslim yang diyakini merupakan bulan turunnya wahyu pertama kaum muslimin kepada Nabi Muhammad SAW yakni Al Qur-an.
Pada tanggal 18 Agustus 1945,
Soekarno dan Mohammad Hatta diangkat oleh PPKI menjadi Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.Pada tanggal 29 Agustus
1945 pengangkatan menjadi presiden dan
wakil presiden dikukuhkan oleh KNIP. Pada tanggal 19 September 1945 kewibawaan Soekarno dapat menyelesaikan tanpa
pertumpahan darah peristiwa Lapangan
Ikada tempat 200.000 rakyat Jakarta akan bentrok dengan pasukan Jepang yang masih bersenjata lengkap.
Pada saat kedatangan Sekutu (AFNEI) yang dipimpin oleh
Letjen. Sir Phillip Christison,
Christison akhirnya mengakui kedaulatan Indonesia secara de facto setelah mengadakan pertemuan dengan Presiden Soekarno.
Presiden Soekarno juga berusaha menyelesaikan krisis di Surabaya. Namun akibat provokasi
yang dilancarkan pasukan NICA
(Belanda) yang membonceng Sekutu (di bawah Inggris), meledaklah Peristiwa 10 November 1945 di Surabaya dan gugurnya Brigadir
Jenderal A.W.S Mallaby.
Karena
banyak provokasi di Jakarta pada waktu itu, Presiden Soekarno akhirnya memindahkan Ibukota Republik Indonesia dari Jakarta
ke Yogyakarta.Diikuti wakil presiden dan pejabat tinggi negara lainnya. Kedudukan Presiden Soekarno menurut UUD 1945 adalah
kedudukan Presiden selaku kepala
pemerintahan dan kepala negara (presidensiil/single executive).Selama revolusi kemerdekaan, sistem pemerintahan berubah menjadi
semipresidensiil/double executive.Presiden
Soekarno sebagai Kepala Negara dan Sutan Syahrir sebagai Perdana Menteri/Kepala Pemerintahan.Hal itu terjadi karena
adanya maklumat wakil presiden No X, dan maklumat pemerintah bulan November 1945 tentang
partai politik.Hal ini ditempuh
agar Republik Indonesia dianggap negara yang lebih demokratis.
·
Masa Kemerdekaan
Setelah Pengakuan Kedaulatan (Pemerintah Belanda menyebutkan
sebagai Penyerahan Kedaulatan),
Presiden Soekarno diangkat sebagai Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) dan Mohammad Hatta diangkat sebagai perdana
menteri RIS.Jabatan Presiden
Republik
Indonesia diserahkan kepada Mr Assaat, yang kemudian dikenal sebagai RI Jawa-Yogya.Namun karena tuntutan dari seluruh rakyat
Indonesia yang ingin kembali ke negara
kesatuan, maka pada tanggal 17 Agustus 1950, RIS kembali berubah menjadi Republik Indonesia dan Presiden Soekarno menjadi
Presiden RI.Mandat Mr Assaat sebagai
pemangku jabatan Presiden RI diserahkan kembali kepada Ir. Soekarno.Resminya kedudukan Presiden Soekarno adalah
presiden konstitusional, tetapi pada kenyataannya kebijakan pemerintah
dilakukan setelah berkonsultasi dengannya.
Mitos
Dwitunggal Soekarno-Hatta cukup populer dan lebih kuat di kalangan rakyat dibandingkan
terhadap kepala pemerintahan
yakni perdana menteri.Jatuh bangunnya
kabinet yang
terkenal sebagai “kabinet seumur jagung” membuat Presiden Soekarno
kurang
memercayai sistem multipartai, bahkan
menyebutnya sebagai “penyakit
kepartaian”.
Tak jarang, ia juga ikut turun tangan menengahi konflik-konflik di tubuh militer yang juga berimbas pada jatuh bangunnya
kabinet. Seperti peristiwa 17 Oktober1952
dan Peristiwa di kalangan Angkatan Udara.
Presiden Soekarno juga banyak memberikan gagasan-gagasan di
dunia Internasional. Keprihatinannya
terhadap nasib bangsa Asia-Afrika, masih belum merdeka, belum mempunyai hak untuk menentukan nasibnya sendiri,
menyebabkan presiden Soekarno, pada tahun 1955, mengambil inisiatif untuk mengadakan
Konferensi Asia-Afrika di Bandung yang
menghasilkan Dasasila Bandung. Bandung dikenal sebagai Ibu Kota Asia-Afrika. Ketimpangan dan konflik akibat “bom
waktu” yang ditinggalkan negara- negara barat yang dicap masih mementingkan imperialisme dan
kolonialisme, ketimpangan dan
kekhawatiran akan munculnya perang nuklir yang mengubah peradaban, ketidakadilan badan-badan dunia
internasional dalam penyelesaian konflik juga menjadi perhatiannya. Bersama Presiden Josip Broz Tito (Yugoslavia),
Gamal Abdel Nasser (Mesir), Mohammad
Ali Jinnah (Pakistan), U Nu, (Birma) dan Jawaharlal Nehru (India) ia mengadakan Konferensi Asia Afrika
yang membuahkan Gerakan Non Blok. Berkat
jasanya itu, banyak negara Asia Afrika yang memperoleh kemerdekaannya.Namun sayangnya, masih banyak pula
yang mengalami konflik berkepanjangan
sampai saat ini karena ketidakadilan dalam pemecahan masalah, yang masih dikuasai negara-negara kuat atau adikuasa.
Berkat jasa ini pula, banyak penduduk dari kawasan Asia Afrika yang tidak lupa akan Soekarno bila
ingat atau mengenal akan Indonesia.
Guna menjalankan politik luar negeri yang bebas-aktif dalam
dunia internasional, Presiden
Soekarno mengunjungi berbagai negara dan bertemu dengan pemimpin- pemimpin negara. Di antaranya adalah Nikita
Khruschev (Uni Soviet), John Fitzgerald Kennedy (Amerika Serikat), Fidel Castro (Kuba), Mao Tse Tung
(RRC).
·
Masa Keterpurukan
Situasi politikIndonesia menjadi tidak menentu setelah enam
jenderal dibunuh dalam peristiwa
yang dikenal dengan sebutan Gerakan 30 September atau G30S pada 1965. Pelaku sesungguhnya dari peristiwa tersebut masih
merupakan kontroversi walaupun
PKI
dituduh terlibat di dalamnya. Kemudian massa dari KAMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Indonesia) dan KAPI (Kesatuan Aksi Pelajar
Indonesia) melakukan aksi demonstrasi
dan menyampaikan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) yang salah satu isinya meminta agar PKI dibubarkan. Namun, Soekarno menolak
untuk membubarkan PKI karena
bertentangan dengan pandangan Nasakom (Nasionalisme, Agama, Komunisme).Sikap Soekarno yang menolak membubarkan
PKI kemudian melemahkan posisinya
dalam politik.
Lima bulan kemudian, dikeluarkanlah Surat Perintah Sebelas
Maret yang ditandatangani oleh
Soekarno. Isi dari surat tersebut merupakan perintah kepada Letnan JenderalSoeharto untuk mengambil tindakan yang perlu
guna menjaga keamanan pemerintahan
dan keselamatan pribadi presiden. Surat tersebut lalu digunakan oleh Soeharto yang telah diangkat menjadi
PanglimaAngkatan Darat untuk membubarkan PKI dan menyatakannya sebagai organisasi terlarang. Kemudian
MPRS pun mengeluarkan dua Ketetapannya,
yaitu TAP No. IX/1966 tentang pengukuhan Supersemar menjadi TAP MPRS dan TAP No. XV/1966 yang
memberikan jaminan kepada Soeharto
sebagai pemegang Supersemar untuk setiap saat menjadi presiden apabila presiden berhalangan.
Soekarno
kemudian membawakan pidato pertanggungjawaban mengenai sikapnya terhadap peristiwa G30S
pada Sidang Umum
ke-IV MPRS.Pidato tersebut berjudul
“Nawaksara”
dan dibacakan pada
22 Juni1966.MPRS kemudian
meminta Soekarno
untuk melengkapi pidato tersebut. Pidato “Pelengkap
Nawaskara” pun disampaikan oleh Soekarno pada 10 Januari1967 namun kemudian ditolak oleh
MPRS pada 16 Februari tahun yang sama. Hingga akhirnya pada 20 Februari1967 Soekarno
menandatangani Surat Pernyataan Penyerahan Kekuasaan di Istana Merdeka. Dengan
ditandatanganinya surat tersebut maka Soeharto de facto menjadi kepala pemerintahan
Indonesia. Setelah melakukan Sidang
Istimewa maka MPRS pun mencabut kekuasaan Presiden Soekarno, mencabut gelar Pemimpin Besar Revolusi dan mengangkat
Soeharto sebagai Presiden RI hingga diselenggarakan pemilihan umum berikutnya.
Baca
Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Sejarah dan Biografi R.A Kartini
Pendidikan
Ir. Soekarno
Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya di
Tulungagung, Jawa Timur. Pada usia 14
tahun, seorang kawan bapaknya yang bernama Oemar Said Tjokroaminoto mengajak Soekarno tinggal di Surabaya dan
disekolahkan ke Hoogere Burger School (H.B.S.) di sana sambil mengaji di tempat Tjokroaminoto. Di
Surabaya, Soekarno banyak bertemu
dengan para pemimpin Sarekat Islam, organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu. Soekarno kemudian bergabung
dengan organisasi Jong Java (Pemuda
Jawa).
Tamat
H.B.S. tahun 1920, Soekarno melanjutkan ke Technische Hoge School (sekarang ITB) di Bandung, dan tamat pada tahun 1925. Saat di
Bandung, Soekarno berinteraksi dengan Tjipto Mangunkusumo dan Dr. Douwes Dekker, yang saat
itu merupakan pemimpin
organisasi National Indische Partij.
Pendidikan
Ir. Soekarno adalah
·
Pendidikan sekolah dasar di Eerste
Inlandse School, Mojokerto
·
Pendidikan sekolah dasar di Europeesche
Lagere School (ELS), Mojokerto (1911)
·
Hoogere Burger School (HBS) Mojokerto (1911-1915)
·
Technische Hoge School, Bandung (sekarang
berganti nama menjadi Institut Teknologi Bandung) (1920).
Baca Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Biografi dan Sejarah Ki Hajar Dewantara
Keluarga
Ir. Soekarno
·
Ayah : Raden
Soekemi Sosrodihardjo
·
Ibu : Ida
Ayu Nyoman Rai |
|||||
·
Istri : |
– |
Oetari |
(1921–1923) |
||
– Inggit |
|
Garnasih |
(1923–1943) |
||
– |
Fatmawati |
|
(1943–1956) |
||
– |
Hartini |
|
(1952–1970) |
||
– Kartini |
|
Manoppo |
(1959–1968) |
||
– Ratna |
Sari |
Dewi |
(1962–1970) |
||
– |
Haryati |
|
(1963–1966) |
||
– Yurike |
|
Sanger |
(1964–1968) |
||
– Heldy Djafar
(1966–1969) |
|||||
·
Anak : |
– Guntur |
|
Soekarnoputra |
||
– |
Megawati |
|
Soekarnoputri |
||
– |
Rachmawati |
|
Soekarnoputri |
||
– |
Sukmawati |
|
Soekarnoputri |
||
– Guruh |
Soekarnoputra |
(dari |
Fatmawati) |
||
– |
Taufan |
|
Soekarnoputra |
||
– Bayu |
Soekarnoputra |
(dari |
Hartini) |
||
– Totok |
Suryawan (dari |
Kartini |
Manoppo) |
||
–
Kartika Sari Dewi Soekarno (dari Ratna Sari Dewi).
Presiden Soekarno semasa hidupnya dikenal memiliki pesona,
sehingga dengan mudah menaklukkan
wanita-wanita cantik yang diinginkannya.Sejarah mencatat Bung Karno sembilan kali menikah. Namun banyak yang tidak tahu
wanita seperti apa yang dicintai Sang Putra Fajar itu. Untuk urusan kriteria ternyata Bung
Karno bukanlah sosok pria
neko-neko.
Perhatian Bung Karno akan mudah tersedot jika melihat wanita sederhana yang berpakaian sopan. Lalu, bagaimana Bung Karno
memandang wanita berpenampilan seksi?Pernah
di satu kesempatan
ketika sedang jalan
berdua dengan Fatmawati, Bung Karno bercerita mengenai
penilaiannya terhadap wanita.Kala itu Bung Karno benar-benar sedang jatuh hati pada Fatmawati.
“Pada suatu sore ketika kami sedang berjalan-jalan berdua, Fatmawati bertanya padaku
tentang jenis perempuan yang kusukai,” ujar Soekaro dalam buku „Bung Karno Masa
Muda‟ terbitan Pustaka Antar Kota.Sesaat Bung Karno memandang sosok
Fatmawati yang saat itu berpakaian sederhana dan sopan. Perasaan Bung Karno benar-benar bergejolak, dia sedikit terkejut
mendengar pertanyaan itu.“Aku memandang kepada gadis desa ini yang berpakaian baju kurung merah dan
berkerudung kuning diselubungkan
dengan sopan.Kukatakan padanya, aku menyukai perempuan dengan keasliannya, bukan wanita modern yang pakai
rok pendek, baju ketat dan gincu bibir
yang
menyilaukan,” kata Soekarno.
“Saya
lebih menyukai wanita kolot yang setia menjaga suaminya dan senatiasa mengambilkan alas kakinya.Saya tidak menyukai wanita
Amerika dari generasi baru,
yang
saya dengar menyuruh suaminya mencuci piring,” tambahnya.Mungkin saat itu Fatmawati begitu terpesona mendengar jawaban
Soekarno yang lugas.Sampai pada akhirnya jodoh mempertemukan keduanya. Soekarno menikah
dengan Fatmawati pada tahun 1943,
dan dikarunia 5 anak yakni Guntur, Megawati, Rachmawati, Sukmawati, dan Guruh. “Saya menyukai perempuan yang merasa
bahagia dengan anak banyak.Saya sangat mencintai anak-anak,” katanya.
Menurut pengakuan Ibu Fatmawati, dia dan Bung Karno tidak
pernah merayakan ulang tahun
perkawinan, Jangankan kawin perak atau kawin emas, ulang tahun pernikahan ke-
1, ke-2 atau ke-3 saja tidak pernah.
Sebabnya tak lain karena keduanya tidak pernah ingat kapan menikah. Ini bisa dimaklumi karena saat
berlangsungnya pernikahan, zaman sedang
dibalut perang.Saat itu Perang Dunia II sedang berkecamuk dan Jepang baru datang untuk menjajah Indonesia.
“Kami tidak pernah merayakan kawin perak atau kawin
emas.Sebab kami anggap itu soal remeh,
sedangkan kami selalu dihadapkan pada persoalan-persoalan besar yang
hebat dan dahsyat,”begitu cerita Ibu Fatmawati di
buku Bung Karno Masa Muda, terbitan
Pustaka Antar Kota, 1978.
Kehidupan pernikahan Bung Karno dan Fatmawati memang penuh
dengan gejolak perjuangan.Dua
tahun setelah keduanya menikah, Indonesia mencapai kemerdekaan.Tetapi ini belum selesai, justru saat
itu perjuangan fisik mencapai puncaknya.
Bung Karno pastinya terlibat dalam setiap momen-momen penting perjuangan bangsa. Pasangan ini melahirkan putra
pertamanya yaitu Guntur Soekarnoputra.Guntur
lahir pada saat Bung Karno sudah berusia 42 tahun.Berikutnya lahir Megawati, Rachmawati, Sukmawati, dan
Guruh.Putra-putri Bung Karno dikenal memiliki bakat kesenian tinggi.Hal itu tak aneh mengingat
Bung Karno adalah sosok pengagum
karya seni, sementara Ibu Fatmawatisangat pandai menari.
Sejak
kecil, Soekarno sangat menyukai cerita wayang.Dia hapal banyak cerita wayang sejak kecil.Saat masih bersekolah di Surabaya,
Soekarno rela begadang jika ada pertunjukan wayang semalam suntuk.Dia pun senang menggambar
wayang di batu tulisnya.Saat
ditahan dalam penjara Banceuy pun kisah-kisah wayanglah yang memberi kekuatan pada Soekarno. Terinspirasi dari Gatot
Kaca, Soekarno yakinkebenaran akan menang, walau harus kalah dulu berkali-kali. Dia yakin suatu
saat penjajah Belanda akan kalah
oleh perjuangan rakyat Indonesia.
“Pertunjukan
wayang di dalam sel itu tidak hanya menyenangkan dan menghiburku.Dia juga menenangkan perasaan dan memberi kekuatan pada
diriku.Bayangan-bayangan hitam di
kepalaku menguap bagai kabut dan aku bisa tidur nyenyak dengan penegasan
atas
keyakinanku.Bahwa yang baik akan menang atas yang jahat,” ujar Soekarno dalam biografinya yang ditulis Cindy Adams “Bung Karno,
Penyambung Lidah Rakyat Indonesia
yang diterbitkan Yayasan Bung Karno tahun 2007.Soekarno tidak hanya mencintai budaya Jawa.Dia juga mengagumi tari-tarian
dari seantero negeri. Soekarno juga begitu takjub akan tarian selamat datang yang dilakukan
oleh penduduk Papua. Karena
kecintaan Soekarno pada seni dan budaya, Istana Negara penuh dengan aneka lukisan, patung dan benda-benda seni lainnya.Setiap
pergi ke daerah, Soekarno selalu mencari sesuatu yang unik dari daerah tersebut.
Baca
Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : [SEJARAH] Isi Tindak Lanjut Dekrit Presiden 5 Juli 1959 Lengkap
Akhir
Kehidupan Ir. Soekarno
Jakarta, Selasa, 16 Juni 1970. Ruangan intensive care RSPAD
Gatot Subroto dipenuhi tentara
sejak pagi.Serdadu berseragam dan bersenjata lengkap bersiaga penuh di beberapa titik strategis rumah sakit tersebut.Tak
kalah banyaknya, petugas keamanan berpakaian preman juga hilir mudik di koridor rumah sakit
hingga pelataran parkir.Sedari
pagi, suasana mencekam sudah terasa. Kabar yang berhembus mengatakan, mantan Presiden Soekarno akan dibawa ke
rumah sakit ini dari rumah tahanannya
di Wisma Yaso yang hanya berjarak lima kilometer.Malam ini desas-desus itu terbukti.Di dalam ruang perawatan yang sangat
sederhana untuk ukuran seorang mantan presiden, Soekarno tergolek lemah di
pembaringan.Sudah beberapa hari ini kesehatannya sangat mundur.Sepanjang hari, orang yang dulu
pernah sangat berkuasa ini terus
memejamkan mata.Suhu tubuhnya sangat tinggi.Penyakit ginjal yang tidak dirawat secara semestinya kian menggerogoti kekuatan
tubuhnya.Lelaki yang pernah amat jantan
dan berwibawa, dan sebab itu banyak digila-gilai perempuan seantero jagad, sekarang tak ubahnya bagai sesosok mayat
hidup.Tiada lagi wajah gantengnya.Kini
wajah yang dihiasi gigi gingsulnya telah membengkak, tanda bahwa racun telah menyebar ke mana-mana.Bukan hanya
bengkak, tapi bolong-bolong bagaikan
permukaan bulan. Mulutnya yang dahulu mampu menyihir jutaan massa dengan pidato-pidatonya yang sangat memukau, kini
hanya terkatup rapat dan kering. Sebentar-sebentar bibirnya gemetar.Menahan sakit.Kedua
tangannya yang dahulu
sanggup
meninju langit dan mencakar udara, kini tergolek lemas di sisi tubuhnya yang kian kurus.
Sang Putera Fajar tinggal menunggu waktu.Dua hari kemudian,
Megawati, anak sulungnya dari
Fatmawati diizinkan tentara untuk mengunjungi ayahnya.Menyaksikan ayahnya yang tergolek lemah dan tidak mampu membuka
matanya, kedua mata Mega menitikkan
airmata.Bibirnya secara perlahan didekatkan ke telinga manusia yang paling
dicintainya
ini.“Pak, Pak, ini Ega…”Senyap.Ayahnya tak bergerak.Kedua matanya juga tidak membuka.Namun kedua bibir Soekarno yang telah
pecah-pecah bergerak-gerak kecil,
gemetar, seolah ingin mengatakan sesuatu pada puteri sulungnya itu.Soekarno tampak mengetahui kehadiran Megawati.Tapi dia tidak
mampu membuka matanya.Tangan
kanannya bergetar seolah ingin menuliskan sesuatu untuk puteri sulungnya, tapi tubuhnya terlampau lemah untuk
sekadar menulis.Tangannya kembali terkulai.Soekarno terdiam lagi.
Melihat kenyataan itu, perasaan Megawati amat terpukul.Air
matanya yang sedari tadi ditahan kini
menitik jatuh.Kian deras.Perempuan muda itu menutupi hidungnya dengan sapu tangan.Tak kuat menerima kenyataan, Megawati
menjauh dan limbung.Mega segera
dipapah keluar.Jarum jam terus bergerak. Di luar kamar, sepasukan tentara terus berjaga lengkap dengan senjata.Malam harinya
ketahanan tubuh seorang Soekarno ambrol.Dia coma.Antara hidup dan mati.Tim dokter segera
memberikan bantuan seperlunya.Keesokan
hari, mantan wakil presiden Muhammad Hatta diizinkan mengunjungi kolega lamanya ini.Hatta yang ditemani
sekretarisnya menghampiri pembaringan
Soekarno dengan sangat hati-hati.Dengan segenap kekuatan yang berhasil dihimpunnya, Soekarno berhasil membuka
matanya.Menahan rasa sakit yang tak terperi, Soekarno berkata lemah.“Hatta.., kau di
sini..?”Yang disapa tidak bisa menyembunyikan kesedihannya.Namun Hatta tidak mau kawannya
ini mengetahui jika dirinya
bersedih.Dengan sekuat tenaga memendam kepedihan yang mencabik hati, Hatta berusaha
menjawab Soekarno dengan wajar.Sedikit tersenyum menghibur.“Ya,
bagaimana
keadaanmu, No ?”Hatta menyapanya dengan sebutan yang digunakannya di masa lalu.Tangannya memegang
lembut tangan Soekarno.Panasnya menjalari jemarinya.Dia ingin memberikan kekuatan pada orang yang
sangat dihormatinya ini.Bibir
Soekarno bergetar, tiba-tiba, masih dengan lemah, dia balik bertanya dengan bahasa Belanda. Sesuatu yang biasa mereka berdua lakukan ketika mereka masih
bersatu dalam Dwi Tunggal. “Hoe gaat het met jou…?”
Bagaimana keadaanmu?
Hatta memaksakan diri tersenyum.Tangannya masih memegang
lengan Soekarno.Soekarno kemudian
terisak bagai anak kecil. Lelaki perkasa itu menangis di depan kawan seperjuangannya, bagai bayi yang
kehilangan mainan. Hatta tidak lagi mampu mengendalikan perasaannya.Pertahanannya
bobol.Airmatanya juga tumpah.Hatta
ikut menangis.Kedua teman lama yang sempat berpisah itu saling berpegangan tangan seolah takut berpisah. Hatta
tahu, waktu yang tersedia bagi orang yang sangat dikaguminya ini tidak akan lama lagi. Dan Hatta
juga tahu, betapa kejamnya siksaan tanpa pukulan yang dialami sahabatnya ini.Sesuatu yang hanya bisa
dilakukan
oleh manusia yang tidak punya nurani.“No…” Hanya itu yang bisa terucap dari bibirnya.Hatta tidak mampu mengucapkan
lebih.Bibirnya bergetar menahan kesedihan sekaligus kekecewaannya.Bahunya
terguncang-guncang.Jauh di lubuk hatinya, Hatta
sangat marah pada penguasa baru yang sampai hati
menyiksa bapak
bangsa
ini. Walau prinsip politik antara dirinya dengan Soekarno tidak bersesuaian, namun hal itu sama sekali tidak merusak
persabatannya yang demikian erat dan tulus.Hatta masih memegang lengan Soekarno ketika kawannya
ini kembali memejamkan
matanya.Jarum jam terus bergerak. Merambati angka demi angka.Sisa waktu bagi Soekarno kian tipis.Sehari setelah
pertemuan dengan Hatta, kondisi Soekarno yang sudah buruk, terus merosot. Putera Sang Fajar
itu tidak mampu lagi membuka
kedua matanya. Suhu badannya terus meninggi.Soekarno kini menggigil.Peluh membasahi bantal dan
piyamanya.Malamnya Dewi Soekarno dan puterinya yang masih berusia tiga tahun, Karina, hadir di
rumah sakit.Soekarno belum pernah
sekali pun melihat anaknya.
Minggu
pagi, 21 Juni 1970. Dokter Mardjono, salah seorang anggota tim dokter kepresidenan seperti biasa melakukan pemeriksaan
rutin. Bersama dua orang paramedis, Dokter Mardjono memeriksa kondisi pasien istimewanya ini.
Sebagai seorang dokter yang telah
berpengalaman, Mardjono tahu waktunya tidak akan lama lagi.Dengan sangat hati-hati dan penuh hormat, dia memeriksa
denyut nadi Soekarno.Dengan sisa kekuatan yang masih ada, Soekarno menggerakkan tangan
kanannya, memegang lengan dokternya.Mardjono
merasakan panas yang demikian tinggi dari tangan yang amat lemah ini.Tiba-tiba tangan yang panas itu
terkulai.Detik itu juga Soekarno menghembuskan nafas terakhirnya.Kedua matanya tidak pernah
mampu lagi untuk membuka.Tubuhnya
tergolek tak bergerak lagi.Kini untuk selamanya.Situasi di sekitar ruangan sangat sepi.Udara sesaat terasa berhenti
mengalir.Suara burung yang biasa berkicau tiada terdengar.Kehampaan
sepersekian detik yang begitu mencekam.Sekaligus
menyedihkan.Dunia melepas salah seorang pembuat sejarah yang penuh kontroversi.Banyak orang menyayanginya, tapi
banyak pula yang membencinya.Namun
semua sepakat, Soekarno adalah seorang manusia yang tidak biasa.Yang belum tentu dilahirkan kembali dalam
waktu satu abad.Manusia itu kini telah tiada.Dokter Mardjono segera memanggil seluruh
rekannya, sesama tim dokter kepresidenan.
Tak lama kemudian mereka mengeluarkan pernyataan resmi: Soekarno telah meninggal.
Isu di bunuh secara perlahan Banyak
keyakinan orang banyak bahwa Bung Karno dibunuh secara perlahan mungkin bisa dilihat dari cara pengobatan proklamator RI ini
yang segalanya diatur secara ketat dan represif oleh Presiden Soeharto. Bung Karno ketika sakit
ditahan di Wisma Yasso (Yasso
adalah nama saudara laki-laki Dewi Soekarno) di Jl. Gatot Subroto. Penahanan ini membuatnya amat menderita lahir dan
bathin.Anak-anaknya pun tidak dapat bebas mengunjunginya.
Banyak resep tim dokternya, yang dipimpin Dr. Mahar
Mardjono, yang tidak dapat ditukar
dengan obat. Ada tumpukan resep di sebuah sudut di tempat penahanan Bung Karno.Resep-resep untuk mengambil obat di situ tidak
pernah ditukarkan dengan obat. Bung Karno memang dibiarkan sakit dan mungkin dengan begitu
diharapkan oleh penguasa baru
tersebut agar bisa mempercepat kematiannya.
Permintaan dari tim dokter Bung Karno untuk mendatangkan alat-alat kesehatan dari
Cina pun dilarang oleh Presiden Soeharto. “Bahkan untuk sekadar menebus obat dan
mengobati
gigi yang sakit, harus seizin dia, ” demikian Rachmawati Soekarnoputeri pernah bercerita.
Kesehatan Soekarno sudah mulai menurun sejak bulan
Agustus1965. Sebelumnya, ia telah
dinyatakan mengidap gangguan ginjal dan pernah menjalani perawatan di Wina, Austria tahun 1961 dan 1964. Prof. Dr. K. Fellinger
dari Fakultas Kedokteran Universitas
Wina menyarankan agar ginjal kiri Soekarno diangkat tetapi ia menolaknya dan lebih memilih pengobatan tradisional. Ia masih
bertahan selama 5 tahun sebelum akhirnya meninggal pada hari Minggu, 21 Juni1970 di RSPAD
(Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat)
Gatot Subroto, Jakarta dengan status sebagai tahanan politik. Jenazah Soekarno pun dipindahkan dari RSPAD ke Wisma Yasso
yang dimiliki oleh Ratna Sari Dewi.
Sebelum dinyatakan wafat, pemeriksaan rutin terhadap Soekarno sempat dilakukan oleh Dokter Mahar Mardjono yang merupakan
anggota tim dokter kepresidenan.
Tidak lama kemudian dikeluarkanlah komunike medis yang ditandatangani oleh Ketua Prof. Dr. Mahar Mardjono
beserta Wakil Ketua Mayor Jenderal Dr.
(TNI AD) Rubiono Kertopati. Komunikasi medis tersebut menyatakan hal sebagai berikut:
·
Pada hari Sabtu tanggal 20 Juni1970 jam
20.30 keadaan kesehatan Ir. Soekarno semakin memburuk dan kesadaran
berangsur-angsur menurun.
·
Tanggal 21 Juni1970 jam 03.50 pagi, Ir.
Soekarno dalam keadaan tidak sadar dan kemudian pada jam 07.00 Ir. Soekarno
meninggal dunia.
·
Tim dokter secara terus-menerus berusaha
mengatasi keadaan kritis Ir. Soekarno hingga saat meninggalnya.
Walaupun Soekarno pernah meminta agar dirinya dimakamkan di
Istana Batu Tulis, Bogor, namun
pemerintahan Presiden Soeharto memilih Kota Blitar, Jawa Timur, sebagai tempat pemakaman Soekarno.Hal tersebut
ditetapkan lewat Keppres RI No. 44 tahun 1970.Jenazah Soekarno dibawa ke Blitar sehari setelah
kematiannya dan dimakamkan
keesokan harinya bersebelahan dengan makam ibunya.Upacara pemakaman Soekarno dipimpin oleh Panglima ABRI
Jenderal M. Panggabean sebagai inspektur upacara.Pemerintah kemudian menetapkan masa
berkabung selama tujuh hari.
Baca
Juga Artikel Yang Mungkin Berhubungan : Sejarah
dan Pembentukan BPUPKI
Penghargaan
Ir. Soekarno
Sepanjang sejarah Soekarno menjadi presiden hingga bahkan
setelah wafat, beliau telah mendapatkan
banyak sekali penghargaan. Hal ini bisa kita ketahui dari biografi Soekarno. Penghargaan itu datang baik dari dalam
negeri sebagai pahlawan bagi bangsa Indonesia maupun dari luar negeri.
·
Gelar Doktor Honoris Causa yang
didapatkan dari 26 universitas dari dan dalam negeri, seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas
Gadjah
Mada, Colombia University (Amerika Serikat), Far Eastern University (Filipina), Al- Azhar University (Mesir), dan
lain-lain.
·
Penghargaan bintang kelas satu dari The
Order of Supreme Companions of OR, Tambi, Afrika Selatan pada tahun 2005
·
Bintang Mahaputera Adipurna pada tahun 1959
·
Lenin Peace Price tahun 1960
·
Philippine Legion of Honor tahun 1951
Semasa hidupnya, Soekarno mendapatkan gelar DoktorHonoris
Causa dari 26 universitas di
dalam dan luar negeri. Perguruan tinggi dalam negeri yang memberikan gelar kehormatan kepada Soekarno antara lain
Universitas Gajah Mada (19 September 1951), Institut Teknologi Bandung (13 September 1962),
Universitas Indonesia (2 Februari 1963),
Universitas Hasanuddin (25 April 1963), Institut Agama Islam Negeri Jakarta (2 Desember 1963), Universitas Padjadjaran
(23 Desember 1964), dan Universitas
Muhammadiyah (1 Agustus 1965). Sementara itu, Universitas Columbia(Amerika Serikat), Universitas Berlin
(Jerman), Universitas Lomonosov (Rusia) dan Universitas Al-Azhar (Mesir) merupakan beberapa
universitas luar negeri yang
menganugerahi Soekarno dengan gelar Doktor Honoris Causa.
Pada bulan April2005, Soekarno yang sudah meninggal selama
35 tahun mendapatkan penghargaan
dari Presiden Afrika SelatanThabo Mbeki. Penghargaan tersebut adalah penghargaan bintang kelas satu The Order of the
Supreme Companions of OR Tambo yang diberikan dalam bentuk medali, pin, tongkat, dan
lencana yang semuanya dilapisi emas. Soekarno mendapatkan penghargaan tersebut karena
dinilai telah mengembangkan
solidaritas internasional demi melawan penindasan oleh negara maju serta telah menjadi inspirasi bagi rakyat Afrika
Selatan dalam melawan penjajahan dan membebaskan diri dari apartheid.
Peninggalan Ir. Soekarno
Dalam rangka memperingati 100 tahun kelahiran Soekarno pada
6 Juni2001, maka
Kantor
FilateliJakarta menerbitkan prangko “100 Tahun Bung Karno”.Prangko yang diterbitkan merupakan empat buah prangko berlatar
belakang bendera Merah Putih serta menampilkan gambar diri Soekarno dari muda hingga ketika
menjadi Presiden Republik Indonesia.Prangko
pertama memiliki nilai nominal Rp500 dan menampilkan potret Soekarno pada saat sekolah menengah. Yang kedua
bernilai Rp800 dan gambar Soekarno
ketika masih di perguruan tinggi tahun 1920-an terpampang di atasnya.
Sementara itu, prangko yang ketiga memiliki nominal Rp900
serta menunjukkan foto Soekarno
saat proklamasi kemerdekaan RI. Prangko yang terakhir memiliki gambar Soekarno ketika menjadi Presiden dan bernominal
Rp1000. Keempat prangko tersebut dirancang oleh Heri Purnomo dan dicetak sebanyak 2,5 juta
set oleh Perum Peruri. Selain
prangko, Divisi Filateli PT Pos Indonesia menerbitkan juga lima macam kemasan prangko, album koleksi prangko, empat jenis kartu
pos, dua macam poster Bung Karno serta tiga desain kaus Bung Karno. Prangko yang menampilkan
Soekarno juga diterbitkan oleh
Pemerintah Kuba pada tanggal 19 Juni2008.Prangko tersebut menampilkan gambar Soekarno dan presiden Kuba Fidel
Castro. Penerbitan itu
bersamaan
dengan ulang tahun ke-80 Fidel Castro dan peringatan kunjungan Presiden Indonesia, Soekarno, ke Kuba.
Nama Soekarno pernah diabadikan sebagai nama sebuah
gelanggang olahraga pada tahun 1958.
Bangunan tersebut, yaitu Gelanggang Olahraga Bung Karno, didirikan sebagai sarana keperluan penyelenggaraan Asian Games
IV tahun 1962 di Jakarta.Pada masa Orde
Baru, kompleks olahraga ini diubah namanya menjadi Gelora Senayan. Tapi sesuai keputusan Presiden Abdurrahman Wahid, Gelora
Senayan kembali pada nama awalnya
yaitu Gelanggang Olahraga Bung Karno.
Setelah kematiannya, beberapa yayasan dibuat atas nama
Soekarno. Dua di antaranya adalah
Yayasan Pendidikan Soekarno dan Yayasan Bung Karno.Yayasan Pendidikan Soekarno adalah organisasi yang mencetuskan ide
untuk membangun universitas dengan
pemahaman yang diajarkan Bung Karno.Yayasan ini dipimpin oleh Rachmawati Soekarnoputri, anak ke tiga Soekarno dan Fatmawati.
Pada tahun 25 Juni 1999 PresidenBacharuddin
Jusuf Habibie meresmikan Universitas Bung Karno yang secara resmi meneruskan pemikiran Bung Karno, Nation and
Character Building kepada mahasiswa-mahasiswanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar